Guru Bully Murid
Nampaknya dunia pendidikan di Bali semakin aneh saja. Setelah ada kasus siswa SD harus belajar lesehan karena para guru sedang mengujicobakan kurikulum. Kini ada siswa SMA di-bully karena kebijakan orangtuanya dianggap merugikan para guru.
Adalah Putu Maetri Megantari siswa kelas 3 di SMAN Semarapura, Klungkung harus dilarikan ke rumah sakit, karena shock berat setelah di-bully tidak saja oleh kawan-kawannya, tapi juga oleh para gurunya sendiri. Ini terjadi karena ayah Maetri adalah Bupati Klungkung saat ini, Nyoman Suwirta yang mengeluarkan kebijakan memutasi 28 guru di sekolah tersebut ke sejumlah sekolah lainnya di Klungkung.
Sebagaimana diketahui, ratusan guru teladan dimutasi ke pulau terpencil di Nusa Penida yang juga diketahui sebagai daerah asal sang Bupati Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Hal ini memicu kontroversi di daerah tersebut, dimana mengakibatkan sejumlah guru melakukan protes terhadap keputusan bupati Klungkung tersebut.
Bupati bumi serombotan ini juga menambahkan kalau di SMAN 1 Semarapura sudah banyak guru yang lama mengajar disana. Sampai beberapa kali ganti Kepala Sekolah masih ada yang tetap mengajar di sekolah favorit tersebut.
“Waktu ini sudah pernah kepala sekolahnya mengusulkan kepada saya kalau guru yang lama mengajar tidak dipindahkan, SMAN 1 tidak akan bisa berkembang.” ujar Suwirta.
Bupati Suwirta juga mengatakan kalau kemungkinan para guru tidak terima di mutasi. Jadi Suwirta merasa anaknya yang menjadi korban di bully, akibat mutasi tersebut.
Setelah ditelusuri ternyata ada beberapa guru yang sempat melontarkan kalimat ke anaknya Bupati Suwirta ini. Salah satu kalimatnya, “Ini gara-gara kamu. Gimana kesannya sebagai anak bupati?”.
Karena itu Suwirta akan segera menyelesaikan masalah ini, “Data beberapa guru dan siswa yang mem-bully anak saya, sudah saya pegang. Saya hanya merasa kecewa kenapa anak saya yang jadi korban.” ungkap Suwirta.
Bupati menyayangkan kenapa guru bisa melakukan bully kepada siswa. “Saya malah bertanya-tanya mengapa para guru tidak mau dipindahkan, ada apa dibalik itu?” tanya Suwirta.
Suwirta berharap dengan adanya masalah seperti ini anaknya bisa tenang kembali dan tidak mengalami shock yang berkepanjangan.
Kabag Humas dan beberapa instansi terkait sudah dikonfirmasi untuk bisa menyelesaikan permasalahan ini.
sumber: http://suluhbali.co
Adalah Putu Maetri Megantari siswa kelas 3 di SMAN Semarapura, Klungkung harus dilarikan ke rumah sakit, karena shock berat setelah di-bully tidak saja oleh kawan-kawannya, tapi juga oleh para gurunya sendiri. Ini terjadi karena ayah Maetri adalah Bupati Klungkung saat ini, Nyoman Suwirta yang mengeluarkan kebijakan memutasi 28 guru di sekolah tersebut ke sejumlah sekolah lainnya di Klungkung.
Sebagaimana diketahui, ratusan guru teladan dimutasi ke pulau terpencil di Nusa Penida yang juga diketahui sebagai daerah asal sang Bupati Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Hal ini memicu kontroversi di daerah tersebut, dimana mengakibatkan sejumlah guru melakukan protes terhadap keputusan bupati Klungkung tersebut.
Mutasi Guru di Klungkung
Saat dihubungi www.suluhbali.co lewat telefon Kamis (2/10/2014), Bupati Suwirta tidak bisa menyembunyikan kesedihannya, mengapa anaknya yang jadi korban. “Waktu saya dilantik dulu, saya sudah pernah mengatakan, guru yang sudah lama mengajar di satu sekolah akan kita rolling untuk penyegaran.” tegasnya.Bupati bumi serombotan ini juga menambahkan kalau di SMAN 1 Semarapura sudah banyak guru yang lama mengajar disana. Sampai beberapa kali ganti Kepala Sekolah masih ada yang tetap mengajar di sekolah favorit tersebut.
“Waktu ini sudah pernah kepala sekolahnya mengusulkan kepada saya kalau guru yang lama mengajar tidak dipindahkan, SMAN 1 tidak akan bisa berkembang.” ujar Suwirta.
Bupati Suwirta juga mengatakan kalau kemungkinan para guru tidak terima di mutasi. Jadi Suwirta merasa anaknya yang menjadi korban di bully, akibat mutasi tersebut.
Setelah ditelusuri ternyata ada beberapa guru yang sempat melontarkan kalimat ke anaknya Bupati Suwirta ini. Salah satu kalimatnya, “Ini gara-gara kamu. Gimana kesannya sebagai anak bupati?”.
Karena itu Suwirta akan segera menyelesaikan masalah ini, “Data beberapa guru dan siswa yang mem-bully anak saya, sudah saya pegang. Saya hanya merasa kecewa kenapa anak saya yang jadi korban.” ungkap Suwirta.
Bupati menyayangkan kenapa guru bisa melakukan bully kepada siswa. “Saya malah bertanya-tanya mengapa para guru tidak mau dipindahkan, ada apa dibalik itu?” tanya Suwirta.
Suwirta berharap dengan adanya masalah seperti ini anaknya bisa tenang kembali dan tidak mengalami shock yang berkepanjangan.
Kabag Humas dan beberapa instansi terkait sudah dikonfirmasi untuk bisa menyelesaikan permasalahan ini.
sumber: http://suluhbali.co
0 comments:
Post a Comment