Guru Bully Anak Bupati
Murid di bully guru - ilustrasi. |
Merdeka.com - Mental guru pengajar di Kabupaten Klungkung, Bali sungguh memalukan. Hanya karena gara-gara salah satu gurunya di mutasi, guru lainnya mengitimidasi salah seorang murid yang tidak lain merupakan putri dari Bupati Klungkung Nyoman Suwitra.
Mutasi sejumlah guru di tingkat SD hingga SMK di Kabupaten Klungkung ke pulau terpencil di Nusa Penida ternyata menyisakan luka bagi Putu Maetri Megantari siswa kelas 3 di SMAN Semarapura, Klungkung.
Bahkan Putri dari Bupati klungkung ini harus dilarikan ke rumah sakit karena merasa shock berat setelah dibully di sekolahnya. Ironisnya, itu dilakukan tidak saja oleh kawan-kawannya, tapi juga oleh para gurunya sendiri lantaran mereka mengetahui dirinya adalah anak dari Bupati Klungkung.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, dia dibully lantaran ayahnya mengeluarkan kebijakan untuk memutasi 28 guru di sekolah tersebut ke sejumlah sekolah lainnya di Pulau Nusa Penida, Klungkung.
Mulai sejak saat itu Putri kerap menerima sindiran dan cemoohan yang tidak hanya dilontarkan lewat jejaring sosial FB miliknya, tetapi juga di dalam ruang kelas. Bahkan ada salah seorang guru yang sambil mengajar sempat menyindir dengan nada ancaman.
"Jangan cuma dia saja yang bisa pindahkan orang. Saya juga bisa pindahkan orang bahkan untuk tetap ada di kelas ini sampai tahun depan," kata salah seorang guru menyindir Megantari (Anak Bupati), yang ditirukan oleh salah seorang rekan sekelas Megantari, saat dihubungi merdeka.com, Jumat (3/10).
Usai mendapat perawatan medis di RSUD Klungkung, Megantari langsung diperbolehkan pulang oleh dokter setempat. Sejak kejadian tersebut, Putri mengaku takut untuk masuk sekolah karena tidak mau dibully. Hal ini membuat Bupati Suwirta tidak bisa menyembunyikan kesedihannya, mengapa anaknya yang jadi korban.
"Waktu saya dilantik dulu, saya sudah pernah mengatakan, guru yang sudah lama mengajar di satu sekolah akan kita rolling untuk penyegaran," tegasnya, Jumat (3/10).
"Waktu itu sudah pernah kepala sekolahnya mengusulkan kepada saya kalau guru yang lama mengajar tidak dipindahkan, SMAN 1 tidak akan bisa berkembang," ujar Suwirta, mengenang pesan salah seorang Kepsek di sekolah tersebut yang sudah pindah.
Bupati Suwirta juga mengatakan kalau kemungkinan para guru tidak terima di mutasi. Jadi Suwirta merasa anaknya yang menjadi korban pembullyan, akibat mutasi tersebut.
Setelah ditelusuri ternyata ada beberapa guru yang sempat melontarkan kalimat ke anaknya Bupati Suwirta ini. Salah satu kalimatnya, "Ini gara-gara kamu. Gimana kesannya sebagai anak bupati? Hebat ya, disini kamu murid bukan anak bupati," tuturnya menirukan nada guru.
Karena itu Suwirta akan segera menyelesaikan masalah ini. "Data beberapa guru dan siswa yang mem-bully anak saya, sudah saya pegang. Saya hanya merasa kecewa kenapa anak saya yang jadi korban," ungkap Suwirta.
Bupati menyayangkan kenapa guru bisa melakukan bully kepada siswa. "Saya malah bertanya-tanya mengapa para guru tidak mau dipindahkan, ada apa dibalik itu?" tanya Suwirta, serambi meyakinkan bila itu bukan anaknya tetap akan perjuangkan untuk mental pendidikan guru pengajar.
Sementara itu Kadis Pendidikan dan Olahraga (Kadisdikpora), Nyoman Mudirta akan mengambil langkah tegas. "Harusnya para guru buka mata. Mereka adalah guru teladan untuk dapat tugas berat memajukan kecerdasan anak didik di Nusa Penida Klungkung. Mereka itu pilihan," kata Mudirta, meyakinkan bahwa guru yang mencemooh jelas sangat pantas tidak dipilih lantaran mentalnya tidak bagus dalam mengajar.
"Yang dimutasi adalah pilihan dan teladan," tegasnya.
Mutasi sejumlah guru di tingkat SD hingga SMK di Kabupaten Klungkung ke pulau terpencil di Nusa Penida ternyata menyisakan luka bagi Putu Maetri Megantari siswa kelas 3 di SMAN Semarapura, Klungkung.
Bahkan Putri dari Bupati klungkung ini harus dilarikan ke rumah sakit karena merasa shock berat setelah dibully di sekolahnya. Ironisnya, itu dilakukan tidak saja oleh kawan-kawannya, tapi juga oleh para gurunya sendiri lantaran mereka mengetahui dirinya adalah anak dari Bupati Klungkung.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, dia dibully lantaran ayahnya mengeluarkan kebijakan untuk memutasi 28 guru di sekolah tersebut ke sejumlah sekolah lainnya di Pulau Nusa Penida, Klungkung.
Mulai sejak saat itu Putri kerap menerima sindiran dan cemoohan yang tidak hanya dilontarkan lewat jejaring sosial FB miliknya, tetapi juga di dalam ruang kelas. Bahkan ada salah seorang guru yang sambil mengajar sempat menyindir dengan nada ancaman.
"Jangan cuma dia saja yang bisa pindahkan orang. Saya juga bisa pindahkan orang bahkan untuk tetap ada di kelas ini sampai tahun depan," kata salah seorang guru menyindir Megantari (Anak Bupati), yang ditirukan oleh salah seorang rekan sekelas Megantari, saat dihubungi merdeka.com, Jumat (3/10).
Usai mendapat perawatan medis di RSUD Klungkung, Megantari langsung diperbolehkan pulang oleh dokter setempat. Sejak kejadian tersebut, Putri mengaku takut untuk masuk sekolah karena tidak mau dibully. Hal ini membuat Bupati Suwirta tidak bisa menyembunyikan kesedihannya, mengapa anaknya yang jadi korban.
"Waktu saya dilantik dulu, saya sudah pernah mengatakan, guru yang sudah lama mengajar di satu sekolah akan kita rolling untuk penyegaran," tegasnya, Jumat (3/10).
Mutasi Guru di Klungkung
Bupati bumi serombotan ini juga menambahkan kalau di SMAN 1 Semarapura sudah banyak guru yang lama mengajar disana. Sampai beberapa kali ganti Kepala Sekolah masih ada yang tetap mengajar di sekolah favorit tersebut."Waktu itu sudah pernah kepala sekolahnya mengusulkan kepada saya kalau guru yang lama mengajar tidak dipindahkan, SMAN 1 tidak akan bisa berkembang," ujar Suwirta, mengenang pesan salah seorang Kepsek di sekolah tersebut yang sudah pindah.
Bupati Suwirta juga mengatakan kalau kemungkinan para guru tidak terima di mutasi. Jadi Suwirta merasa anaknya yang menjadi korban pembullyan, akibat mutasi tersebut.
Setelah ditelusuri ternyata ada beberapa guru yang sempat melontarkan kalimat ke anaknya Bupati Suwirta ini. Salah satu kalimatnya, "Ini gara-gara kamu. Gimana kesannya sebagai anak bupati? Hebat ya, disini kamu murid bukan anak bupati," tuturnya menirukan nada guru.
Karena itu Suwirta akan segera menyelesaikan masalah ini. "Data beberapa guru dan siswa yang mem-bully anak saya, sudah saya pegang. Saya hanya merasa kecewa kenapa anak saya yang jadi korban," ungkap Suwirta.
Bupati menyayangkan kenapa guru bisa melakukan bully kepada siswa. "Saya malah bertanya-tanya mengapa para guru tidak mau dipindahkan, ada apa dibalik itu?" tanya Suwirta, serambi meyakinkan bila itu bukan anaknya tetap akan perjuangkan untuk mental pendidikan guru pengajar.
Sementara itu Kadis Pendidikan dan Olahraga (Kadisdikpora), Nyoman Mudirta akan mengambil langkah tegas. "Harusnya para guru buka mata. Mereka adalah guru teladan untuk dapat tugas berat memajukan kecerdasan anak didik di Nusa Penida Klungkung. Mereka itu pilihan," kata Mudirta, meyakinkan bahwa guru yang mencemooh jelas sangat pantas tidak dipilih lantaran mentalnya tidak bagus dalam mengajar.
"Yang dimutasi adalah pilihan dan teladan," tegasnya.
Sumber: http://www.merdeka.com/peristiwa/tak-mau-dimutasi-guru-ramai-ramai-bully-anak-bupati-klungkung.html
0 comments:
Post a Comment